Al Qur’an Mendahului Sains: Piramid Giza Dibuat dari Tanah Liat
Artikel
Miftahul Ulum; Siti Zuhriyah ; Taskiyatun Nikmah Mahasiswa Pendidikan Kimia
Sebagai Tugas Mata Kuliah Keterpaduan Iptek


       Al- Quran merupakan Wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammd SAW melalui malaikat Jibril yang dijamin muthlak kebenarannya. Sedangkan menurut Syekh Ali Ash- Shabuni Alqur’an ialah kalam Alla yang mu’’jiz diturunkan kepada Nabi dan Rasul penghabisan dengan perantara Malikat terpercaya, Jibril, tertulis dalam mushaf yang dinukilkan kepada kita secara mutawatir, membacanya merupakan ibadah, yang dimulai dari surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah Annas (Djalal, 2000)
Selain itu Alqur’an ialah sumber  dari segala sumber dari ilmu pengetahuan yang ada di alam semesta ini. Hal itu dibuktikan dengan  banyaknya ilmu pengetahuan sains yang berkembang sekarang ini yang itu  sesuai dengan apa yang sudah  diungkapkan kebenarannya dalam Alqu’an semenjak 14 abad yang lalu. Seperti halnya menganai bahan dasar  pembuatan piramida.
Alqur’an Mendahului Sains
       Perseteruan antara agama dan ilmu pengetahuan (sains) merupakan isu klasik yang sampai saat ini masih berkembang di dunia Barat dalam wujud sekularisme (Jamal Fakhri, 2010). Akan tetapi, Islam tidak mendekati persoalan sains ini dari perspektif tersebut karena al-Qur’an dan al-Sunnah telah memberikan sistem yang lengkap dan sempurna yang mencakup semua aspek kehidupan manusia, termasuk kegiatan-kegiatan ilmiah atau penyelidikan-penyelidikan ilmiah. (Ghulsyani, 1993) Jadi, kegiatan ilmiah merupakan bagian yang integral dari keseluruhan sistem Islam di mana masing-masing bagian memberikan sumbangan terhadap bagian  yang lainnya. Seperti halnya kemukjiatan Alquran mengenai informasi mengenai bahan dasar pembuatan piramida yang itu selaras dengan teori yang ada.
        Banyak teori yang membahas mengenai pembuatan Bagaimana piramid dibuat. Diantaranya ada  yang mengatakan piramid berasal dari batu besar yang diukir, Kemudian ada yng mengatakan bahwa batu-batu itu dibawa oleh puluhan ribu hamba abdi gergasi dari tempat yang jauh. Terakhir ada yang mengatakan piramid dibuat dengan menggunakan anjakan (ramp) atau tangga gergasi. Namin itu hanyalah teori semata yang masih belum dibuktikan. Sementara pada tahun 1980-an, Joseph Davidovits, seorang pakar geopolimermemberi teori bahwa piramida dibuat dengan menggunakan campuran batu kapur lembut dan kaolinite (AL2Si2O5 (OH)4. Akan tetapi teorio tersebut tidak terlau terkenal. Sehingga oleh Michel Barsoum s, Adrish Ganguli, Dan Gilles Hug (Saintis-saintis pakar saoins material) mencoba membuktikan dengan data-data ujikaji sampel batiuan piramid itudi dalam sebiah laporan “The Journal of American Ceramic Society” Jilid 89 isu 12 pada 1 Desember 2006, membuktikan wujud tanah liat, silika dan batu kapur di dalam sampel batuan yang diambil dari piramid. Hasil Kajian ini mendapat banyak perhatian yang kemudian di perkuat oleh beberapa pakar seperti David Walker (Geologi  University Columbia) & SheldonWiederhorn (pakar material di National Institute of Standart & Technology)

Mengenal Piramida Giza
        Bangunan Piramida Giza sudah ada sebelum Nabi Musa diutus. Berdasarkan analisa Sami bin Abdullah Al-Maghluts dalam Athlas Tarikh al-Anbiya wa ar-Rusul (Atlas Sejarah Nabi dan Rasul) serta Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Al-Qur’an, Nabi Musa AS diperkirakan hidup pada 1527-1407 SM. Berdasarkan data ini, pembangunan Piramida sudah berlangsung setelah masa Nabi Nuh (3993-3043 SM), atau sebelum masa Nabi Hud AS yang hidup pada 2450-2320 SM (Republika, 2010)
         Pembangunan Piramida Giza (terbesar) diperintahkan oleh Raja Khufu, putra dari Sneferu dan Ratu Hetepheres I, yang telah mewarisi tahta sejak berumur 20 tahun. Begitu menjadi Firaun (raja), Khufu memerintahkan pembangunan makamnya dalam Piramida Giza. Pembangunan piramida ituberlangsung cukup lama. Ada yang menyatakan selama 20 tahun, namun sebagian berpendapat 80 tahun. Sementara itu, luas Piramida Giza mencapai 0,5 kilometer persegi dan  tingginya mencapai 148 meter. Karena erosi pada ribuan tahun lalu, Piramida Giza hanya memiliki ketinggian sekitar 137 meter. Pembangunan Piramida Giza ini menurut sejumlah peneliti menggunakan sekitar 23 juta bongkah batu. Berat masing-masing batu diperkirakan antara 2,5 hingga 70 ton. Besar dan tingginya pembangunan piramida ini menandakan bahwa bangsa Mesir kuno sangat menyukai bangunan yang tinggi. Bahkan, pada masa Firaunyang hidup di zaman Nabi Musa, Allah menyebutkan bahwa Firaun memerintahkan Haman, sang pembesarnya, untuk mendirikan bangunan tinggi dengan tujuan  untuk melihat Tuhan Musa.
       “Berkata Firaun, ‘Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Maka, bakarlah hai Haman untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa. Sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta.’” (Al-Qashash [28]: 38).  “Dan berkatalah Firaun, ‘Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta.’” (QS Al- Mu’min [40]: 36-37).
Tanah Liat (Kaolinite)
        Tanah liat (kaolinite) termasuk salah satu jenis cray kandite. Sedangkan Kandite merupakan clay yang memiliki struktur dua lembar lapisan T-O, satu lapisan silika tetrahedral dan satu lapisan alumina oktahedral. Lapisan oktahedral kandite menyerupai struktur pada gibbsite. Karena lapisan tidak bermuatan (neutral) maka ikatan diantara lapisan merupakan ikatan Van der Waals lemah. Jenis yang paling umum untuk kelompok kandite adalah kaolinite yang memiliki formula kimia Al2Si2O5(OH). Kaolinite terbentuk melalui proses pelapukan atau alterasi hidrotermal mineral aluminosilikat. Karena itu, batuan yang kaya akan feldspar biasanya akan mengalami pelapukan menjadi kaolinite. Untuk pembentukan kaolinite, maka pada proses pelapukan atau alterasinya harus bersih dari ion-ion seperti ion Na, K, Ca, Mg dan Fe. Proses pelepasan ion-ion tersebut dilakukan pada kondisi asam (pH rendah). Sumber pembentuk kaolinit yang paling umum adalah batuan granitic, karena batuan granitic kaya akan feldspar. Karena kaolinite tidak dapat menyerap air, maka kaolinite tidak dapat mngembang ketika kontak dengan air. Karena alasan inilah, maka kaolinite merupakan tipe clay yang biasa digunakan dalam industri keramik. (Chitraningrum, 2008)

         Inilah bukti nyata bahwa Alqur’an merupakan kitab suci yang muthlak kebenarannya, Apa yang sudah diteliti para ilmuan mengenai bahan dasar pembuatan piramid  sudah dijawab bahkan diungkapan Al qur’an 14 abad yang lalu dalam surat Al Qashash [28] : 38,yang  berbunyi,  “Berkata Firaun, ‘Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Maka, bakarlah hai Haman untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa. Sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta.’” (Al-Qashash [28]: 38). Bahwa bahan dasar dari piramida adalah tanah liat yang dianggap para ilmuan dengan nama kaolinite dengan rumus struktur (AL2Si2O5 (OH)4. Semoga dengan adanya bukti-bukti yang nyata mengenai isi dari kitab suci Al qur’an salah satunya ialah piramida, dapat meningkatkan iman kita kepada Allah SWT. Wallahua’alam bi shawaab.


Referensi
Abdul Djalal H. A., Prof. Dr. H. Ulumul Qur’an, Dunia Ilmu, Surabaya, 1998
Jamal Fahri, 2010, Sains dan Teknologi dalam Al-qur’an dan Implikasinya dalam Pembelajaran. Journal TA’DIB, Vol. XV No. 01. Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung, 2010
El-Fikri, Syahruddin, Piramida Peradaban Mesir Kuno, Republika. 2010 dalam Republika. Online Edisi 20 November 2010
Ghulsyani, Mahdi. 1993. Filsafat Sains Menurut al-Qur’an, Bandung: Mizan.

ILMU KIMIA DALAM AL-QURAN

Ilmu Kimia juga mendapatkan perhatian dan dorongan dari Al-Qur’an untuk dikembangkan. Manusia dan seluruh lingkungan hidupnya terbentuk dari elemen-elemen dan subtansi-subtansi yang tergabung menjadi sebuah ikatan kimia menurut hukum Allah. Manusia sendiri tercipta dari tanah liat kemungkinan melalui sebuah proses kimia interaktif antara berbagai unsur dalam tanah yang bekerja menurut hukum-hukum Allah melalui proses perubahan dan kombinsi tertentu. Penciptaan langit dan bumi dalam enam “periode” dan penciptaan alam semesta dari air juga terjadi menurut hukum kombinasi dan perubahan yang diciptakan Allah Swt. Ayat-ayat Al-Qur’an yang menuturkan bagaimana Tuhan menciptakan langit, bumi, manusia, dan sebagainya, memberikan petunjuk yang kuat kepada para ilmuwan tentang membuat subtansi baru dengan menggabungkan berbagai unsur dan tentang kemungkinan mempelajari rekasi kimia dari penggabungan unsure-unsur itu dengan berbagai proporsinya.

Ayat berikut mengemukakan kekuatan “pewarnaan” yang dilakukan Tuhan dan memberikan inspirasi kepada para ilmuwan untuk melakukan proses kimiawi dengan mencampurkan berbagai unsur kimia dengan proporsi tertentu untuk membuat hal yang mirip dengan itu.

Artinya : Sibghah Allah dan siapakah yang lebih baik sibghah-Nya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nyalah kami menyembah (Q.S Al-Baqarah[2]:138)
Kemudian, perhatikan pula bagaimana proses penciptaan manusia yang menjadi titik sentral studi para teolog, filsuf, dan ilmuwan berabad-abad lamanya:

Artinya : Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukan ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan (untuk berbangkit) yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu). (Q.S Al-An’am [6]: 2)



Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk (Q.S Al-Hijr [15]: 26)

Artinya : Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjdaikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan. Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikuarangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesunggguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah (Q.S Al-Fathir [35]:11)

Artinya : Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembangbiak (Q.S Al-Rum [30]:20)
Ayat-ayat tersebut mengundang perhatian kearah proses penciptaan manusia terutama berhubungan dengan telaah tentang terjadinya reaksi kimiawi dari subtansi-subtansi yang menjadi bahan baku penciptaannya dan pengaruhnya terhadap perilakunya sebagai makhluk hidup.
Penciptaan alam semesta dan semua benda yang ada di dalamnya diuraikan dalam ayat berikut:



Artinya : Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi:”Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab:”Kami datang dengan suka hati.” Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusan-Nya. Dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami menjadikannya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang (Q.S Fushshilat [41]: 11-12)

Sumber Rujukan: Afzalur Rahman,2007. Ensiklopediana Ilmu Dalam Al-Qur’an: Rujukan Terlengkap Isyarat-Isyarat Ilmiah Dalam Al-Qur’an. Cetakan II (Penerbit Mizania PT Mizan Pustaka: Bandung) Bab 26 hal. 356-361


Berbagi itu Indah

Al Qur’an Mendahului Sains: Piramid Giza Dibuat dari Tanah Liat Artikel Miftahul Ulum; Siti Zuhriyah ; Taskiyatun Nikmah Mahasiswa Pend...